Sabet, dalam istilah pedalangan gaya Surakarta secara umum akan menunjuk kepada gerakan wayang yang sedang berperang. Sabet juga sering diberi akhiran an sehingga menjadi kata kerja "sabetan". Suatu contoh pada kalimat "Wah Ki Manteb Sabetane apik" jelas menunjukan kepada kepiawaian seorang Dalang dalam hal memainkan wayang. Di dalam Sabetan sendiri ada beberapa istilah misalnya; prapatan, jeblosan,tebakan, sikutan, samberan, getak, ngancap,junjung, banting, dupak, dugang dan lainnya.
Penguasaan sabet yang bagus oleh seorang Dalang akan sangat membantu dalam pergelarannya, karena penyajian suatu lakon kurang sempurna hanya mengandalkan kekuatan "bermonolog". Di era sekarang pergelaran wayang semakin beraneka ragam penyajiannya dan sabet menjadi salah satu daya tarik dalam pertunjukan wayang.
Sabet yang bagus tentunya dihasilkan oleh dalang yang terampil dalam memainkan boneka wayang. Memainkan boneka wayang pada tingkat dasar biasanya dalang harus menguasai teknik "cepengan" (cara memegang wayang). Salah satunya menguasai cara memegang gapit dan tuding tokoh wayang. Sehingga jika Dalang akan mengeluarkan wayangnya di kelir tidak kerepotan dalam menata posisi tuding dan gapit untuk keperluan tertentu.
Dalang -dalang yang mempunyai teknik sabetan bagus diantaranya; Alm Ki Gondo Buwana Madiun, Alm Ki Gondo Darsono Sragen, alm. Ki Sutikno Talun, Alm Ki Kesdik Kesdalamono Klaten, Ki Manteb Soedarsono Karanganyar, Alm Ki Mulyanto Mangku Darsono Sragen, Ki Sudirman Sragen, Ki Prasetya Nayu Aji, Ki Purba Asmoro, Ki Entus Susmono, Ki Anom Dwijakangka dan masih banyak lagi.
0 komentar:
Posting Komentar