7 November 2003, UNESCO menetapkan wayang sebagai warisan pusaka dunia yang berasal dari Indonesia: a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Penetapan tersebut pastinya-pastinya dikarenakan wayang merupakan warisan budaya adiluhung yang sarat akan nilai-nilai kehidupan. Selain juga karena seni tatah sungging dan dramaturgi pengisahannya.
Menilik ke belakang, wacana tentang wayang sebagai karya adiluhur sebenarnya sudah terlontar sejak abad ke-19 Masehi. Dr.G.A.J. Hazeu, dalam desertasinya: Bijdrage tot de Kennis van het Javaansche Tooneel (1897), berkeyakinan bahwa pertunjukan wayang berasal dari kesenian asli Jawa. Hal ini dapat dilihat dari istilah-istilah yang digunakan banyak yang menggunakan bahasa Jawa, seperti kelir, blencong, cempala, kepyak dan wayang sendiri.
Seiring perkembangan jaman pertumbuhan dunia pewayangan menunjukkan kreativitas terus-menerus, yang sekaligus membuktikan adanya kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sosio-politik dan kebudayaan. Ada kecenderungan kuat untuk membuat up to date wayang dengan meluaskan cakupan sampai perkembangan sejarah mutakhir. Lakon-lakon baru diciptakan di luar lakon klasik Mahabarata dan Ramayana untuk memenuhi kebutuhan.
Ada satu tokoh kunci dalam sebuah pagelaran wayang, yakni seorang dalang. Tentang keadiluhungan pergelaran wayang, Ir. Haryono Haryoguritno dari Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi) mengatakan, “Suatu karya seni dapat mencapai kemahakaryaan karena ditentukan oleh manusia pelaku seni (seniman yang bersangkutan). Sang dalang”. Senawangi merupakan sebuah organisasi budaya yang didirikan untuk melestarikan serta mengembangkan wayang.
Sederet nama-nama dalang yang berupaya mengembangkan hal-hal baru dalam pementasan wayang, di antaranya adalah para dalang senior tahun 1970-an seperti Ki Panut Darmoko (Nganjuk), Ki Timbul Hadiprayitno (Yogyakarta), Ki Kesdik Kesdolamono (Klaten), Ki Gito Purbocarito (Banyumas), Ki Wajiran Gondowarongko (Boyolali) atau Ki Anom Suroto (Surakarta). Kemudian ada Ki Hadi Sugito dan Ki Manteb Soedharsono (1980-an), serta Sigit Sukasman dan Slamet Gundono (1990-an). Slamet Gundono dikenal dengan Sanggar Wayang Suket-nya di Solo. Di komunitas ini ia melakukan revolusi terhadap dunia wayang dan pedalangan yang oleh banyak pihak dinilai sudah lama mandek. Wayang suket temuannya berada di antara dunia teori teater Barat dan tradisi pewayangan Timur.
Nah, selama sepekan, kita dapat berpartisipasi di dalam pameran. Nah memeriahkan pameran, ada beberapa kegiatan pendukung pameran, yaitu pertunjukan wayang kulit Ki Rumban, pembuatan wayang dari limbah plastik, permainan dan kuis wayang, pembuatan wayang dari kardus, diskusi panel, pertunjukan cosplay wayang, dan pertunjukan wayang kontemporer.
Dengan diresmikannya pameran “Wayang Merentang Jaman” setidaknya masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkan museum sebagai media pembelajaran tentang khasanah budaya bangsa. Diharapkan masyarakat dapat lebih menghayati nilai-nilai budaya bangsa serta keragamannya, dan menyadari bahwa kebudayaan suatu bangsa akan mengalami perkembangan dan dinamis sehingga dapat memperkaya budaya bangsa itu, juga dapat meningkatkan apresiasi terhadap pelestarian budaya bendawi (tangible) dan budaya non-bendawi (intangible).
JADWAL KEGIATAN PAMERAN WAYANG
25-09-2012 Pembukaan pameran 16.00 – 18.00 WIB
Opening Ceremony
Pertunjukan wayang kulit Ki Rumban 19.00 – selesai
Wayang performances by Ki Rumban
26-09-2012 Pembuatan wayang dari limbah plastik 10.00 – 13.00 WIB
Plastic waste wayang making
27-09-2012 Permainan dan kuis wayang 10.00 – 16.00 WIB
Wayang games and quiz
29-09-2012 Pembuatan wayang dari kardus 10.00 – 13.00 WIB
Cardboard wayang making
30-09-2012 Pertunjukan wayang anak kolosal 14.00 – 16.00 WIB
Colossal wayang performances for children
02-10-2012 Permainan dan kuis wayang 10.00 – 16.00 WIB
Wayang games and quiz
04-10-2012 Diskusi Panel 10.00 – 16.00 WIB
Panel discussion
06-10-2012 Pembuatan wayang dari kardus 10.00 – 13.00 WIB
Cardboard wayang making
07-10-2012 Pembuatan wayang dari limbah plastik 10.00 – 13.00 WIB
Plastic waste wayang making
09-10-2012 Pertunjukan cosplay wayang 10.00 – 16.00 WIB
Wayang cosplay performances
10-10-2012 Pertunjukan cosplay wayang 10.00 – 15.00 WIB
Wayang cosplay performances
Pertunjukan wayang kontemporer 13.00 – 15.00 WIB
Contemporary wayang performances
Penutupan pameran 15.00 – 16.00 WIB
Closing of the exhibition
*diolah dari sumber Panitia Pameran Wayang 2012
0 komentar:
Posting Komentar