Aku melukis indahnya ditiap kata yang ku tulis.
Sekalipun ia sering buatku menangis.
Benda matipun berkata ia sadis.Tapi dimataku dia tetap seorang pria yang manis.
Aku melukis tamparannya ditiap nada yang kususun
dalam sebuah lagu yang dapat ia dengarkan saat mengenangku.
Sekalipun dia telah membuatku malu.
Benda matipun berkata aku tak tahu malu.
Tapi dihatiku memang hanya dia seorang pria yang mampu membuatku
tersipu malu.
Aku melukis kenangan ditiap doa-doaku untuk bahagianya, keselamatannya.
Sekalipun ia tak pernah segan membuatku luka.
Benda matipun berkata sepertinya aku benar-benar cinta.
Tapi ketahuilah, semampunya aku berlari untuk menjauh untuk seluruhnya,
tetap saja tak bisa.
-Egha Latoya
0 komentar:
Posting Komentar